Jeritan Kalbu

Secara PLN yang mulai menggila menghentikan pasokan sengatan listriknya sejak sebulan lalu, dari jam 12.30 siang hingga bersambung mencapai 5.00 sore.

Akhirnya resmi hari sabtu kemaren PLN malah meningkatkan kinerjanya melakukan Pemutusan Aliran Listrik (PAL) Lebih pagi lagi, yaitu dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore.

Kejadian diluar kebiasaan PLN ini tentu saja berdampak hebat pada kas simpananku yang terus bergejolak dikarenakan tidak adanya segelintir doku yang bisa di rayu untuk mampir.

Malah beberapa lembaran-lembaran yang tersusun rapi sudah terpaksa di ceraikan dari kas demi memenuhi hasrat isi perut yang minta isi setiap saat.

Ini akibat usaha rental offline terpaksa istirahat total pagi-sore, karena daya energi yang didapat untuk beroperasi terhenti total dari PLN. Dan hanya bisa menyumbang sedikit fulus di kala malam nan pekat.

Bukan hanya offline yang digoyang gempa krisis BBM PLN. Usaha online juga merasakan dampaknya, karena waktu ngenet menjadi terdampar dan hanya bisa terkreasi dimalam hari dengan segala ilmu SEO, BLOGWALKING, LINK EXCHANGE dan beberapa tetek bengek yang dipakai untuk merayu broker review itu, maupun program lain yang katanya hidup dari ilmu-ilmu itu.

Masih untung sedikit kecanggihan para pengembang ilmu mobile phone sanggup menghadirkan dunia maya dalam genggaman, sehingga masih bisa mengintip sedikit detik-detik dunia maya lewat operamini itu. Walau kadang terkendala gprs dengan biaya yang mencekik hambaran nilai mata uang tapi tetap bisa sedikit menghirup udara dunia maya, membuat setiap detik yang terkunjungi begitu berarti.

Dilain sisi, penggais keuntungan dari lendir minyak ini yang menjual ecer BBM juga masih mematok harga sport jantung 15ribu/liter. Dan belum ada tanda-tanda harga itu mau menyerah untuk turun.

Satu sisi lagi, antri SPBU sudah laksana semut yang bergotong royong memanen air untuk di pakai atau untuk jual kembali.

Bisnis ku mati, usaha ku ngandat, income ku bergejolak. Barangkali ribuan bahkan ratusan ribu insan lainnya yang hidup dari hal-hal ginian menjerit lebih dalam..

Ternyata Indonesiaku makin susah dan tak menentu...